Headline

Recent Posts

(SUSANTO SANTAWI) NIM : 20082299 SEMESTER VII (EKSEKUTIF) SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-KHAIRIYAH CILEGON

Senin, 05 April 2010

SUSANTO SANTAWI

perkembangan dan pembaharuan pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia hidup di dunia ini mempunyai kewajiban, diantaranya adalah mencari ilmu. Hal itu telah dijelaskan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa mencari ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim baik laki-laki maupun perempuan. Ketika seorang muslim yang mau menunaikan kewajibannya untuk mencari ilmu, maka ilmu yang dicari haruslah sesuai dengan yang dibutuhkan saat itu. Dan kebutuhkan tentang pengetahuan sesuatu, itu akan berubah-berubah dengan berjalannya waktu. Kebutuhan seseorang tentang keilmuan atau pendidikan pada saat ini tidaklah sama dengan kebutuhannya tentang ilmu pada saat puluhan yang lalu dan juga tidak sama dengan kebutuhan pada tahun-tahun yang akan datang. Oleh karena itu semua, maka tidaklah relevan jika masih ada masyarakat atau individual yang tetap mempertahankan sistem atau cara pengajaran orang-orang pendahulunya. Karena kalau tetap mempertahankan sistem itu dengan tidak mau merubah atau mengembangkannya walau sedikit, itu akan berakibat tidak baik terhadap anak-anak didik.
B. Tujuan
Dengan melihat masalah seperti di atas, maka kami tulis sebuah makalah yang bertujuan agar masyarakat tidak lagi mempertahankan sistem pengajaran dan pendidikan yang telah diwariskan oleh para leluhurnya, kalau itu setelah diamati ternyata sudah tidak relevan lagi dah harus ada perubahan dan perkembangan dalam segala sesuatunya. Itu semua dengan tujuan agar menjadi lebih evesien.
C. Rumusan Masalah
a. Faktor-Faktor apa saja yang bisa Mempengaruhi Perubahan-Perubahan dan Pembaharuan Pendidikan?
b. Apa tujuan diadakannya Pembaharuan Pendidikan?
c. Akankah masalah-masalah yang ada dalam pendidikan itu sebagai dinamika kehidupan?

BAB II
PEMBAHASAN
PERKEMBANGAN DAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN
A. Faktor-Fakor yang Mempengaruhi Perubahan-Perubahan dan Pembaharuan Pendidikan
Pendidikan seseorang atau masyarakat secara keseluruhan tidak akan selalu sama dengan pendidikan yang sudah berlalu. Akan tetapi pendidikan itu akan mengalami perubahan-perubahan sesuai dengan kebutuhan ataupun perkemabangan keilmuan pada saat itu. Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi pendidikan, diantaranya :
1. Pandangan terhadap pendidikan
Terjadinya perubahan pendidikan salah satu faktor dasarnya adalah adanya pandangan manusia terhadap pendidikan itu sendiri. Adapun usia pendidikan pada hakekatnya sejajar dengan usia manusia sendiri. Manusia yang mengalami pendidikan yang baik dan teratur sejak kecil, ia akan menjadi manusia yang dewasa. Sejak kelahirannya manusia sudah memiliki potensi dasar yang universal, berupa :
(1) Kemampuan untuk membedakan antara baik dan buruk (moral identity);
(2) Kemampuan dan kebebasan untuk memperkembangkan diri sendiri sesuai dengan pembawaan dan cita-citanya (individual identity);
(3) Kemampuan untuk berhubungan dan kerjasama dengan orang lain (social identity) dan
(4) Adanya cirri-ciri khas yang mampu membedakan dirinya dengan orang lain (individual differences).
Dalam situasi pergaulan dengan orang lain pada umumnya dan pergaulan dengan kedua orang tua pada khususnya dalam lingkungan budaya yang mengelilingi, setiap anak akan mengalami proses pendidikan secara ilmiah. Tanpa pendidikan ini anak tidak akan menjadi “manusia” dalam arti yang sesungguhnya. Cinta-kasih orang tua dan ketergantungan serta kepercayaan anak kepada mereka pada usia-usia muda merupakan dasar kokoh yang memungkinkan timbulnya pergaulan yang mendidik. Keterbatasan dan kelemahan anak manusia dikuatkan oleh kepercayaan dan sikap pasrah kepada kewibawaan orang tua dan nilai moral yang dijunjungnya dalam tanggungjawab diri sendiri. Dengan upaya pendidikan potensi dasar universal anak akan tumbuh dan membentuk diri anak yang unik, sesuai dengan pembawaan, lingkungan budaya dan jamannya. Sang “manusia” dengan pengalaman pendidikannya menjadi dewasa, mampu mandiri, mampu berdiri sendiri dalam tanggungjawab sendiri.
Usaha dan tujuan pendidikan dilandasi oleh pandangan hidup orang tua, lembaga-lembaga penyelenggara pendidikan, masyarakat dan bangsanya. Manusia individu, warga masyarakat dan warganegara yang lengkap dan utuh harus dipersiapkan sejak anak masih kecil dengan upaya pendidikan. Tujuan pendidikan diabadikan untuk kebahagiaan individu, keselamatan masyarakat dan kepentingan Negara. Pandangan hidup bangsa menjamin norma pendidikan nasional. Seperti telah kita ketahui, bahwa kehidupan ini selalu mengalami perubahan, kehidupan sekarang tidak sama dengan kehidupan tahun-tahun yang lalu. Begitu juga dengan pendidikan, karena pandangan mansuia sekarang dengan manusia sesudah kita berbeda dan ilmu pengetahuan juga sudah makin berkembang, maka pendidikan juga akan berubah dengan adanya perubahan-perubahan tadi.
Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu diambil langkah-langkah yang memungkinkan penghayatan dan pengamalan falsafah hidup bangsa oleh seluruh lapisan masyarakat.
Prinsip pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) yang kita anut berpengaruh secara berlainan terhadap upaya dan tujuan pendidikan dengan prinsip pendidikan yang lain, misalnya prisnip pendidikan yang berlangsung semasa anak belum mencapai kedewasaannya saja. Pendidikan yang berlangsung sepanjang hayat ini dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggungjawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Dengan demikian di tanah air ini juga menjangkau program-program luar sekolah yaitu pendidikan yang bersifat kemasyarakatan, termasuk kepramukaan, latihan-latihan keterampilan dan pemberantasan buta huruf dengan mendaya-gunakan sarana dan prasarana yang ada.

2. Pertambahan Penduduk
Hari demi hari, bulan demi bulan dan tahun demi tahun manusia terus bertambah. Bertambahnya penduduk ini bukan hanya di negeri kita Indonesia semata yang penduduknya mencapai 140 jiwa, akan tetapi berkembang pesat di seluruh dunia. Perserikatan Bangsa-Bangsa atau yang sering kita singkat dengan sebutan PBB memperkirakan penduduk dunia pada tahun 1985 berjumlah dua kali lipat dari tahun 1970 sampai dengan tahun 1980 saja jumlah penduduk di Asia Tenggara bertambah sekitar 89 juta. Besarnya perubahan dari setiap tempat, namun rata-rata mencapai 30 persen.
Dengan melihat perkembangan penduduk dunia yang begitu cepat, timbullah pertanyaan, “ Akankah pendidikan tidak berubah dengan berubahnya angka penduduk pada setiap tahunnya?” Sebenarnya pertanyaan itu tidak membutuhkan jawaban karena kita semua tahu bahwa mana mungkin bangunan sekolah yang telah dibangun puluhan tahun, ratusan atau bahkan ribuah tahun yang lalu layak dan sesuai dipakai oleh penduduk yang hidup saat ini sedangkan jumlahnya makin bertambah. Mau tidak mau dari segi bangunan saja harus ada perbaikan gedung dan menambahkan ruang kelas yang sesuai dengan para siswa.
Dengan bertambahnya penduduk maka bertambah juga bangunan dan tenaga pendidik yang akan mentransformasi berbagai ilmu. Perubahan ini bertujaun agar para anak didik mendapatkan pendidikan yang layak dan nyaman dalam belajar, karena yang demikian itu termasuk dari cara-cara mensukseskan pendidikan pada anak didik.
Adapun untuk mengantisipasi terjadinya pertambahan penduduk yang begitu cepat sedang masyarakat atau pemerintah belum bias memberikan pendidikan yang terbaik bagi setiap orang, maka pemerintah tidak ada salahnya untuk memberikan pendidikan kepada waraganya untuk mengatur keturunan dengna cara ber-KB atau kepanjangan dari Keluarga Berencana.
Pertambahan penduduk yang cepat menimbulkan akibat yang luas terhadap segala segi kehidupan termasuk dalam segi pendidikan. Banyak masalah-masalah pendidikan yang berkaitan erat dengan meledaknya jumlah anak usia sekolah. Masalah-masalah pendidikan yang kita hadapi dapat dibedakan sebagai masalah kekurangan kesempatan belajar, masalah rendahnya mutu pendidikan, masalah ketidak sesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dan masalah effisiensi serta efektifitas pelaksanaan pendidikan.
Cara pemecahan masalah pendidikan yang telah biasa dilakukan (conventional), misalnya dengan menambah jumlah sekolah, meningkatkan fasilitas yang diperlukan untuk mempertinggi mutu sistem pendidikan yang dilakukan, mengutamakan pendidikan keterampilan yang telah ada yang paling sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja, pelayanan administrasi dan supervise pendidikan, dan sebagainya. Beberapa cara pemecahan pendidikan yang baru (Innovative) misalnya pendidikan PAMONG yaitu pendidikan Anak oleh Masyarakat, Orang tua dan Guru, Sekolah Menengah Pertama Terbuka, Pengajaran dengan modul, Sistem Kejar (Kelompok Belajar) dalam Kursus Pendidikan Dasar, Sekolah Kecil dan lain-lain.

3. Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dan tekhnik selalu berkembang. Dengan berkembangnya ilmu pengetahua ini, maka kurikulum sekolah juga harus dirubah menjadi yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnik yang sedang berkembang pada saat itu. Adanya perubahan kurikulum ini tidak lain agar anak didik bisa hidup di masyarakat dengan bekal ilmu pengetahuan di masyarakat. Telah pula disadari bahwa teori yang saat ini dipandang hebat, mungkin sekali dalam waktu yang tidak lama setelah diketemukan teori yang baru lagi akan kurang bermanfaat atau bahkan dipandang usang. Kebiasaan memasukan penemuan dan teori baru ke dalam kurikulum sekolah juga menyebabkan adanya kurikulum yang erat dengan masalah-masalah yang baru.
Jika saja kurikulum tidak dirubah yakni dengan menambahkan kekurangan dan menghapus pelajaran yang tidak sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan, maka itu bisa mengakibatkan ketidak mampuan anak didik di luar sekolah. Hingga akhirnya anak didik tidak bisa mengikuti dan menguasai segenap penemuan baru dalam dunia ilmu.
Sebenarnya sekolah tidak mengejarnya segala ilmu, namun sekolah hanya mengajarkan cara atau kunci untuk membuka berbagai ilmu yang sedang berkembang. Adapun untuk pendalaman ilmu-ilmu itu anak didik harus aktif mengembangkannya di luar sekolah. Maka, tidak salah kalau ada orang yang mengaatakan bahwa kurikulum sekolah tidak harus selalu berubah dengan adanya perubahan atau kemajuan ilmu pengetahuan.

4. Tuntunan adanya proses pendidikan yang relevan
Tidak semua pengetahuan atau pendidikan didadapat di sekolah, pendidikan juga dapat diperoleh di luar sekolah. Dengan demikian, anak didik yang ingin memperdalam ilmu yang tidak diajarkan di sekolah, ia harus mempelajarinya di luar sekolah. Sebagai contoh, kita tidak diajarkan bagaiaman cara mengembangkan karir, bagaiamana cara memilih pasangan hidup, bagaimana cara menhana kesedihan ketika musibah menimpa kita dan masih banyak lagi ilmu-ilmu yang tidak diajarkan di sekolah sedangkan keadaan memenuntut kita untuk mempelajarinya.

B. TUJUAN PEMBAHARUAN PENDIDIKAN

Kehidupan manusia selalu mengalami perubahan dan kebutuhannya meningkat sesuai dengan perkembangannya. Perubahan mana yang menimbulkan masalah-masalah yang merupakan cirri dinamika kehidupannya. Peranan pendidikan dan tingkat perkembangan manusia merupakan factor yang dominan terhadap kemampuannya untuk menanggapi masalah kehidupannya sehari-hari. Tingkat kemajuan suatu bangsa juga dapat ditinjau dari tingkat pendidikan rakyatnya. Tidak mengherankan, bahwa Negara-negara maju juga memperhatikan usaha pendidikan yang sesuai dengan kemajuan yang dicapai. Di Negara-negara sedang berkembang pendidikan mulai lebih diperhatikan, selama dalam waktu yang lama kurang terurus, sehingga bergandalah masalah-masalah pendidikan yang dihadapi. Setiap masalah pendidikan berkaitan erat dengan segi kehidupan yang lain. Masalahnya bersifat kompleks, sesuai dengan kehidupan masyarakatnya. Seberapa besar keterikatan suatu masalah pendidikan dengan masalah ekonomi atau masalah social lain dalam masyarakatnya, secara sederhana masalah pendidikan dapat dikelompokan ke dalam empat jenis, yaitu :
(1) Masalah pemerataan;
(2) Masalah mutu;
(3) Masalah efektifitas dan relevansi, dan
(4) Masalah efesiensi.
Pembaharuan pendidikan sebagai persepektif baru dalam dunia kependidikan mulai dirintis sebagai alternatif untuk memcahkan masalah-masalah pendidikan yang belum dapat diatasi dengan cara yang konvensional secara tuntas. Jadi pembaharuan pendidikan dilakukan untuk memecahkan masalah pendidikan dan menyongsong arah perkembangan dunia pendidikan yang lebih memberikan harapan kemajuan lebih pesat.
1. Pembaharuan pendidikan sebagai tanggapan baru terhadap masalah-masalah pendidikan.
Kemajuan teknologi dan komunikasi dewasa ini dapat memberikan pengaruh positif terhadap terhadap kemajuan di bidang lain, termasuk dalam dunia pendidikan. Semenjak di luncurkan satelit Palapa para ahli pendidikan tidak tinggal diam, melainkan telah pula memikirkan dan berusaha agar Sistem Komunikasi Satelit Domestik (SKSD) dapat pula diguankan untuk salah satu sumber atau potensi yang dapat dipergunakan untuk pengembangan pendidikan di tanah air.
Beberapa tahap yang penting dalam penerapan pembaharuan pendidikan meliputi :
(1) Penentuan masalah;
(2) Penentuan tujuan/saran;
(3) Mempertimbangkan segala sumber dan hambatan yang berkaiatn;
(4) Pengumpulan alternatif pemecahan;
(5) Penentuan alternatif terpilih;
(6) Pencobaan;
(7) Modifikasi dan revisi alternative pemecahan;
(8) Pelaksanaan dan pengembangannya.
Pendekatan sistem dalam usaha pembaharuan pendidikan dipandang sebagai tanggapan terhadap masalah pendidikan yang baru dan komperhensif. Pendekatan dalam social_budaya (social demand approach) didasarkan atas tuntunan atau kebutuhan social akan pendidikan yang berkembang popular dalam masyarakat, sehingga mengabaikan alokasi sumber-sumber dalam skala nasional, kebutuhan tenaga kerja yang diperlukan dan turunnya mutu serta efektifitas pendidikan.
Dalam memperhatikan pengalaman beberapa pendekatan itu, pembaharuan pendidikan dengan pendekatan sistem untuk pemecahan masalah pendidikan yang mengutamakan kepentingan subyek pendidikan lebih bersifat tanggap (responsif) terhadap masalah-masalah yang baru.
2. Pembaharuan pendidikan sebagai upaya untuk memperkembangkan pendekatan yang lebih efektif dan ekonomis.
Sejarah kehidupan manusia dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu :
(1) Periode manusia masih menggantungkan diri kepada alam sekitarnya dengan usaha penyesuaian secara mencoba-mencoba;
(2) Periode manusia telah menemukan alat dan tehnik baru yang menyebabkan keterikatan manusia terhadap alam berkurang namun timbul ketergantungan baru t erhapat birokrasi dan spesialisasi, dan
(3) Periode manusi telah mampu mencapai kerjasama berdasar perencanaan menuju perubahan social yang diidam-idamkan.
Ketiga tahap itu telah kita lampaui dengan selamat. Kapan dan dimana saja kita harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup kita. Berbagai jenis binatang telah punah dari muka bumi ini karena tidak mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dunia sekitarnya.
Kemampuan manusia bukan saja untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan mengubah dirinya (autoplastic), tetapi juga mampu mengubah lingkungannya demi kepentingan dirinya (alloplastic). Manusia mampu menciptakan Sesutu yang baru, yang sebelumnya dikenal. Manusi juga selalu berusaha dan mampu melakukan sesuatu dengan cara yang baru, yang sebelumnya belum dikenal. Manusia juga selalu berusaha dan mampu melakukan sesuatu dengan cara yang baru, yang lebih sempurna. Justru karena kreatifitas dan usaha yang tak henti-hentinya manusia menemukan sesuatu dengan cara baru yang mengantarkan kepada kehidupan kita kini yang lebih baik.

C. MASALAH-MASALAH SEBAGAI DINAMIKA HIDUP

Bilamana diamanati dengan teliti, sejak tahun 1960 sistem pendidikan berkembang sangat cepat. Anak masuk sekolah dan biaya yang diperlukan berkembang lebih cepat dari masa sebelumnya. Pendidikan menjadi usaha besar.
Dari tahun 1950 sampai 1960, pemasukan anak ke Sekolah Dasar di seluruh dunia bertambah 50 persen lebih, dan untuk sekolah menengah lebih dari 100 persen. Sejak tahun 1960 murid di sekolah-sekolah formal terdapat dua kali lipat. Di Asia, anak yang berusia antara 5 sampai 24 tahun pada tahun 1950 yang tertampung di sekolah 17 persen, sedangkan pada tahun 1965 berkembang menjadi 31 persen, hamper dua kali lipat.
Perkembangan jumlah ini tampaknya memberi harapan terhadap perkembangan pendidikan, sebab kesulitan dan kelemahan serta masalah mengenai mutu pendidikan, putus sekolah, jumlah anak yang mengulang dan pembiayaannya memang tidak dikemukakan. Banyaknya jumlah anak sekolah dan besarnya minat masuk sekolah dalam keterbatasan dana ini telah menimbulkan jurang yang lebih dalam antara kebutuhan dan pelayanannya (demamd supply gap).
Setelah masalah “demand supply gap” ini masih terdapat sejumlah besar pendidikan yang dihadapi. Prioritas pemecahannya perlu mendapat perhatian yang bersungguh-sungguh. Terelesaikannya satu atau beberapa masalah pendidikan diikuti oleh adanya sejumlah masalah pendidikan lain yang belum terpecahkan atau justru timbullah masalah-masalah pendidikan baru yang timbul sebagai akibat sampingan perkembangan social pada umumnya yang tidak dapat dihindari.
Sirkulasi perubahan social yang merupakan lingkaran masalah, usaha pemenuhan, masalah baru dan usaha baru, dan seterusnya, ini harus diterima sebab sesuai dengan dinamika kehidupan manusia sendiri. Reaksi berantai dalam masyarakat yang berupa strukturasi—destruksi —restrukturasi kembali, dan seterusnya, akan berulang kembali dan memerlukan keikut-sertaan manusia secara bertanggungjawab untuk menimbang dan menyelesaikannya dengan tujuan hidup yang tepat.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sejarah pendidikan berbagai bangsa mengajarkan kepada kita, bahwa pendidikan selalu mengalami perubahan dan pembaharuan. Adanya berubahan dan pembahuruan ini tejadi karena adanya beberapa faktor seperti : Pandangan manusi terhadap pendidikan yang selalu berubah dengan berjalannya waktu; pertambahnya penduduk yang membutuhkan lebih luas lagi sarana dan prasarana sekolah dan para pendidiknya; perkembangan ilmu pengetahuan yang selalu maju sehingga anak-anak didik tertuntut untuk menguasai berbagai ilmu yang berkembang di masanya agar supaya anak didik mampu mengikuti dan menguasai segenap penemuan baru dalam dunia ilmu; dan tuntunan adanya proses pendidikan yang relevan.
Adanya perubahan atau perkembangan dan pembaharuan pendidikan bertujaun agar pendidikan bisa merata ke seluruh masyarakat, mutunya bagus, efektif, relevansi dan efisiensi. Tujuan-tujuan ini bisa terealisasikan jika tahapan-tahapan penting dalam penerapan pembaharuan pendidikan—seperti : penentuan masalah, penentuan tujuan, mempertimbangkan segala sumber dan hambatah, pengumpulan alternatif pemecahan, penentuan alternatif terpilih, pencobaan, modifikasi dan revisi alternatif pemecahan, pelaksanaanya dan pengembangannya—bisa dilaksanakan dengan baik.
Terjadinya berbagai masalah dalam dunia pendidikan menyebabkan manusia berfikir untuk berbuat yang lebih banyak agar pendidikan lebih maju dan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan. Ini semua adalah dinamika hidup khusunya dalam dunia pendidikan.






Daftar Pustaka

Tim Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-Dasar Kependidikan, Usaha Nasional, Surabaya 1987.
Abdullah Syukri Zarkasy, M.A, Gontor dan Pembaharuan Pendidikan Pesantren, Rajawali Press, Jakarta 2005.

Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »

3 komentar

Write komentar
AR
AUTHOR
29 September 2010 pukul 01.57 delete

wah........ tq banget nieh mas...
saya kebetulan butuh banget materi ini.....
pokekke top dah.....
trims

Ariezz Risnandar

Reply
avatar
sarmadaz
AUTHOR
7 Juni 2011 pukul 19.53 delete

makasih mas bro.. mg bermanfaat

Reply
avatar
Unknown
AUTHOR
30 November 2011 pukul 22.35 delete

Syukron Ust....Kebetulan ane Juga Butuh Materi Ini.....salam Darul QIyam...ane Zamanan DI DQ 1 tahun 2006 ....trus mangqul ke gontor Pusat......Thanks

Reply
avatar