Headline

Recent Posts

(SUSANTO SANTAWI) NIM : 20082299 SEMESTER VII (EKSEKUTIF) SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) AL-KHAIRIYAH CILEGON

Sabtu, 09 Juni 2012

SUSANTO SANTAWI

PENDIDIKAN IBADAH DARI SEGI KEJIWAAN




PENDIDIKAN IBADAH DARI SEGI KEJIWAAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Jiwa Belajar

Dosen : Drs. Muizudin, M. Pd













Disusun oleh:
Kelompok  V

Maida Irfiana
Rufi’ah
Siti Urofiyah

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT)
AL-KHAIRIYAH CITANGKIL –CILEGON
2010-2011
KATA PENGANTAR




Assalamualaikum Wr.Wb

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan   hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat dan salam semoga selalu di limpahkan kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan pengikut beliau sampai akhir zaman. Dengan nikmat yang diberikan oleh Allah SWT  sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang kami beri judul ORGANISASI PROFESI GURU DAN PANDANGAN ISLAM TENTANG GURUuntuk memenuhi tugas yang diberikan oleh Dosen Mata Kuliah Etika dan Proesi Guru

Semoga Makalah ini berguna dan bermanfaat khususnya pada yang menyusun dan umumnya kepada yang membaca.

Oleh karena itu kritik dan saran dari teman-teman saya harapkan demi sempurnanya makalah ini. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr.Wb






Cilegon ,  Oktober  2010
            Penyusun

          Kelompok X

DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR ………………………..……………….………………………....i
DAFTAR ISI …………………………..……………………….……………………..…ii

BAB I             :  PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah  …...………………………...…………….1
B.     Rumusan Masalah …… …….………………………...…………….1
C.     Tujuan Penulisan Makalah……………...............…………………...1

BAB II           :  ORGANISASI PROFESI GURU DAN PANDANGAN ISLAM TENTANG GURU

A.    Pengertian Profesi Guru ……………………………….……………2
B.     Organisasi Profesi …………...…...……………………….………...4
C.     Prilaku Profesi Guru / Peranan Guru ……………………………….4
D.    Definisi Guru Dalam Pendidikan Islam ……...……………………..5
E.     Kedudukan Guru dalam Pandangan Islam …………………………6

BAB III          : PENUTUP











BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Islam adalah agama yang di bawa oleh Nabi Muhammad Saw, Nabi akhir zaman yang di tujukan untuk semua umat di muka bumi, sebagai agama yang benar dan terakhir maka Allah membekali makhluk-Nya dengan Al-Qur’an. Yang mana dalam hal ini Al-Qur’an haruslah mampu menjawab segala sesuatu persoalan yang timbul.
Sebagaimana telah kita ketahui dalam informasi Al-Qur’an bahwa tujuan hidup manusia terdapat dalam Q.S Ad-zaariyat:56
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Asas-asas ibadah


B.     RUMUSAN MASALAH
Agar tidak ada penyimpang siuran dalam pemahaman makalah ini, dan tidak ada kesalah pahaman dalam pembahasan makalah ini maka kami kami rumusnya sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan ibadah?
2.      Apa macam-macam ibadah iti?
3.      Apa yang wajib kita kerjakan dalam beribadah?

C.    Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui arti ibadah yang sebenarnya
2.      Untuk mengetahui macam-macam ibadah
3.      Untuk mengetahui ayat-ayat yang menerangkan tentang ibadah
BAB II
PEMBAHASAN
PENDIDIKAN IBADAH DARI SEGI KEJIWAAN

A.    Pengertian Ibadah
Menurut bahasa Ibadah berasal dari bahasa arab yaitu dari kata “Abada” berarti taat, tunduk, menurut kamus bahas diartikan “menyembah, memuja.
Ibadah artinya berbakti kepada Allah SWT, secara luas karena didorong dan dibangkitkan oleh aqidah tauhid.
Sedangkan menurut istilah ibadah adalah:
Menurut Ibnu Taimiyah menyatakan bahwa ibadah ialah namayang menggabungkan setiap perkara yang disukai dan diridhai Allah semata dari jenis perkataan atau perbuatan, lahiriyah dan batiniyah.
Menurut Doktor Ibrahim Al Buraihan, ibadah ialah nama yang mencakup segala sesuatu yang diridhai Allah dan dicintai-Nya, baik berupa perkataan maupun perbuatan yang zahir maupun yang batin, dengan penuh rasa cinta, kepasrahan (menyerah) dan ketundukan (taat) yang sempurna, serta membebaskan diri daripada segala hal yang bertentangan dan menyalahinya.
Menurut Ulama Tauhid : Ibadah berarti mengesakan Allah SWT dengan sungguh-sungguh dan merendahkan diri dan menundakan jiwa setunduk-tunduknya kepada Allah. Pengertian inididasarkan pada firman Allah SWT. Q.S An-Nissa : 36)
* (#rßç6ôã$#ur ©!$# Ÿwur (#qä.ÎŽô³è@ ¾ÏmÎ/ $\«øx© ÇÌÏÈ
Artinya: Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.

Ibadah dari segi pelaksanaannya dapat dibagi dalam tiga bentuk, pertama adalah jasmaniyah rohaniyah, yaitu perpaduan ibadah jasmani dan rohani, seperti Shalat dan puasa. Kedua, ibadah rohaniyah dan maliah, yaitu perpaduan antara ibadah rohani dan harta, seperti zakat. Ketiga ibadah jasmaniyah, rohaniyah, dan maliah sekaligus, seperti melaksanakan haji.
Dari keterangan diatas dapat memberi kesimpulan bahwa makna ibadah menurut istilah ialah : seluruh kegiatan lahir dan batin dalam pengalaman aqidah, syariat dan akhlak yang diikuti dengan rasa cinta kepada Allah SWT. (Q.S Al- An’am : 162-163)
 @è% ¨bÎ) ÎAŸx|¹ Å5Ý¡èSur y$uøtxCur ÎA$yJtBur ¬! Éb>u tûüÏHs>»yèø9$# ÇÊÏËÈ Ÿw y7ƒÎŽŸ° ¼çms9 ( y7Ï9ºxÎ/ur ßNöÏBé& O$tRr&ur ãA¨rr& tûüÏHÍ>ó¡çRùQ$# ÇÊÏÌÈ
Artinya:
162.  Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
163.  Tiada sekutu bagiNya; dan demikian Itulah yang diperintahkan kepadaku dan Aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".

Adapun ibadah ditinjau dari segi kepentingannya ada dua, yaitu kepentingan fardi (perorangan) seperti shalat dan puasa serta kepentingannya ijtima’I (masyarakat) seperti zakat dan haji.

B.     Hakikat  Ibadah
Pada hakikatnya ibadah merupakan cara untukmenumbuhkan kesadaran diri manusia bahwa ia adalah mahluk ciptaan Allah. Sebagaimana telah diterangkan dalam firman-Nya (Q. S Al-Zariat : 56)
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Artinya:  Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.

Tidak ada yang disembah dan tempat mengabdi kecuali kepada-Nya. Seluruh hidupnya baik yang bersifat jiwa maupun raga sepenuhnya hanya diserahkan kepada Tuhan seru sekalian alam, dengan cara mematuhi perintah-Nya dan mencegah larangan-larangn-Nya.
Dengan demikian manusia itu diciptakan bukan sekedar untuk hidup mendiami dunia ini kemudian mengalami kematian tanpa ada pertanggung jawaban kepada penciptanya, melainkan mereka itu diciptakan oleh Allah SWT untuk mengabdi kepada-Nya. Hal ini dinyatakan dalam surat Al-Bayyinah ayat 5 yang berbunyi:

!$tBur (#ÿrâÉDé& žwÎ) (#rßç6÷èuÏ9 ©!$# tûüÅÁÎ=øƒèC ã&s! tûïÏe$!$# uä!$xÿuZãm (#qßJÉ)ãƒur no4qn=¢Á9$# (#qè?÷sãƒur no4qx.¨9$# 4 y7Ï9ºsŒur ß`ƒÏŠ ÏpyJÍhŠs)ø9$# ÇÎÈ

Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

Pada prinsipnya ibadah merupakan sari ajaran islam yang berarti penyerahan diri secara sempurna pada kehendak Allah SWT. Apabila hal inidapat dicapai sebagai nilai dalam sikap dan prilaku manusia, maka akan lahir suatu keyakinan untuk tetap mengabdi diri kepada Allah SWT. Penyimpangan-penyimpangan yang dapat merusak pengabdian kepada Allah SWT dan akan merusak diri manusia itu sendiri.
Dalam syariat islam diungkapkan bahwa tujuan akhir dari semua bentuk aktivitas hidup manusia adalah pengabdian kepada Allah SWT, melaksanakan perintah-Nya karena yang demikian itu sudah termasuk ibadah, sebab tidak satupun anjuran dan perintah-Nya yang tidak bernilai ibadah.
Tujuan ibadah dalam islam merupakan pengabdian dan dedikasi semangat hidup yang bertujuan untuk mendapatkan keridhoan Allah SWT karena Allah SWT yang telah menciptakan dan memberi kehidupan kepada manusia dan makhluk lainnya. Dan ibadah juga dapat menguatkan hati kita untuk beriman dan percaya terhadap kekuasaan Allah SWT, dan dalam ibadah ini kita diwajibkan untuk melaksanakannya dan ketentuan ini telah ditetapkan dalam Al-Qur’an.

C.    Macam-macam Ibadah
Secara garis besar ibadah dibagi menjadi dua macam
1.      Ibadah Khassah (khusus) atau ibadah mahdah (ibadah yang ketentuannya pasti).
2.      Ibadah ‘Ammah (umum) yakni semua perbuatan yang mendatangkan kebaikan dan dilaksanakan dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT. Dengan kata lain, semua bentuk amal kebaikan dapat dikatakan ibadah amah bila dilandasi dengan niat semata-mata karena Allah SWT. Hal ini didasarkan pada firman-Nya.
!$tBur (#ÿrâÉDé& žwÎ) (#rßç6÷èuÏ9 ©!$# tûüÅÁÎ=øƒèC ã&s! tûïÏe$!$# uä!$xÿuZãm (#qßJÉ)ãƒur no4qn=¢Á9$# (#qè?÷sãƒur no4qx.¨9$# 4 y7Ï9ºsŒur ß`ƒÏŠ ÏpyJÍhŠs)ø9$# ÇÎÈ
Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

Terdapat beberapa metode yang bervariatif dan pengaruhnya sangat besar pada jiwa serta membersihkannya, cara ujian untuk mengetahui kejujuran orang-orang yang mengerjakannya, dalam mencari petunjuk dan istiqomah.
Ruang ibadah didalam islam sangat luas meliputi setiap aktivitas kehidupan manusia, Perhubungan manusia dengan Tuhan adalah secara terus menerus, dan Beribadah tidak terkokong ditempat-tempat tertentu.
Ibadah juga dapat menentramkan jiwa kita, apabila ibadah itu dilakukan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang tidak melanggar norma-norma ajaran dalam agama dan syariat islam. Karena pada tubuh yang sehat itu terdapat jiwa yang sehat, maka dari itu dalam beribadah juga kita harus menjaga tubuh dan jiwa kita agar tetap sehat dalam menjalankan ibadah sehari-hari.

D.          Syarat-syarat Ibadah
1.      Amalan yang dilakukan hendaklah diakui Islam dan bersesuai dengan hukum syarak
2.      Amalan hendaklah dikerjakan dengan niat yang baik bagi memelihara kehormatan diri, menyenangkan keluarga, memaafkan ummat dan memakmurkan bumi Allah
3.      Ketika melakukan pekerjaan hendaklah senantiasa mengikuti hokum-hukum syariat dan batasnya, tidak mendzalimi orang, tidak khianat, tidak menipu dan tidakmerampas hak orang lain.

Peranan ibadah  yang luas
Ibadah yang khusus seperti shalat, puasa, zakat dan haji adalah untuk mempersiapkan individu menghadapi ibadah yang umum yang mesti dilakukan di sepanjang jalan.





Subscribe to this Blog via Email :
Previous
Next Post »